Kamis, 25 April 2024

Anggota TNI di Bukittinggi Ancam Wartawan, Ketum PJS: Dandim Segera Bertindak

Senin, 10 Oktober 2022 | 15:27
Oleh: Wina MM
Laporan: KlikIndonesia
Anggota TNI di Bukittinggi Ancam Wartawan, Ketum PJS: Dandim Segera Bertindak
Mahmud Marhaba, Ketum DPP PJS (foto: Wina)

KLIKINDONESIA [BUKITTINGGI] - Ketua Umum DPP PJS, Mahmud Marhaba menyesali sikap oknum prajurit yang menghalangi tugas wartawan di lapangan, yang dialami Wahyu Sikumbang, jurnalis MNC media group saat bertugas di Bukittinggi.

Mahmud Marhaba Senin (10/10/2022), mengatakan, sebagai mitra yang baik seharusnya oknum prajurit memberi support atas tugas jurnalis bukan malah menghalanginya. Ini tentunya sangat bertentangan dengan jiwa prajurit itu sendiri. Bahkan tindakan tersebut melanggar undang-undang nomor 40 tahun 1999 tentang pers.

“Setiap orang yang secara melawan hukum dengan sengaja melakukan tindakan yang berakibat menghambat atau menghalangi pelaksanaan ketentuan Pasal 4 ayat (2) dan ayat (3) dalam hal menghalngi tugas wartawan diancam pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (Lima ratus juta rupiah),” ungkap Mahmud mengutip pasal 18 ayat (1) UU nomor 40 tahun 1999.

Atas tindakan oknum prajurit tersebut Mahmud meminta agar pimpinan TNI dalam hal ini Dandim segera melakukan tindakan terukur kepada yang bersangkutan.

Dirinya pun meminta jika wartawan yang merasa terancam dan mendapat perlakuan yang tidak wajar apalagi disertai dengan ancaman tehadap dirinya segera melaporkan hal ini ke pihak kepolisian untuk di proses sesuai hukum yang berlaku.

Untuk diketahui, Wahyu Sikumbang yang tercatat sebagai anggota organisasi pers Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), diduga mengalami tindakan intimidasi dan  penghalangan kerja peliputan di lapangan yang dilakukan oleh oknum Intel prajurit.

Wahyu Sikumbang menyebutkan, kejadian pada Minggu (09/10) berawal saat dirinya meliput peristiwa ada anak tersiram minyak panas di rumah sakit Madina.

Saat di dalam ruang IGD RS, Wahyu mengaku telah mendapat upaya penghalangan mengambil gambar korban dengan cara pelaku mengibas tangannya ke camera.

Tak ingin ribut dan mengganggu pasien dan petugas medis, Wahyu keluar IGD melanjutkan mencatat data kejadian.

Saat itu cerita Wahyu lagu, "Vijay" nama oknum prajurit intel Kodim 0304/ Agam tersebut mengikuti keluar dan menghampiri Wahyu hingga terjadi adu argumen.

"Saya sedang mengetik di ponsel saya, lalu bang Vijay datang dari samping kiri sambil melarang memberitakan insiden yang menimpa anak itu," cerita Wahyu.

Wahyu yang dikenal dekat dengan aparat TNI ini mengaku heran dan menanyakan alasan Vijay melarang.

"Kenapa bang? Saya kan tidak menulis atau menyangkut-pautkan insiden ini dengan Kodim, TNI atau Lapangan Wirabraja, hanya menulis tempat kejadian di lapangan kantin," ungkap Wahyu.

Menurut Wahyu, dia dan rekan-rekan media umumnya sengaja menulis lapangan Wirabraja sebagai lapangan kantin, selain karena penyebutan itu lebih dikenal masyarakat juga untuk menjaga hubungan baik dengan mitra Kodim jika insiden atau kasus sensitif terjadi di sana.

Namun, oknum Vijay tetap bersikukuh sambil mengatakan untuk tidak diberitakan akan kasus tersebut.

"Jangan diberitakan, ini kami selesaikan. Biar kami lapor dulu ke Pasi, katanya," sebut Wahyu menambahkan.

"Silahkan bang, itu bukan urusan saya, karena saya tidak menulis Kodim, jadi saya tidak perlu konfirmasi ke Pasi Intel atau Dandim. Itu urusan bang, silahkan. Jangan sedikit-sedikit dilarang," jawab Wahyu yang ternyata tidak diterima oleh Vijay hingga oknum tersebut lepas kontrol.

Sayangnya, prarujit itu lepas control dan sempat memaki Wahyu yang dalam bertugas di lapangan.

"Dia memaki saya di depan orang ramai, ampek lah katanya. Itu banyak saksi yang mendengar, ada security rumah sakit juga," jelas Wahyu.

Wahyu mencoba mengingatkan mitra di lapangannya itu, tapi kembali tak digubris bahkan bersikap menantang.

"Ya, saya percarutkan kamu, mau apa kamu,” kata Wahyu meniru ucapan Vijay sambil tetap mengtrol dirinya agar tidak terpancing.

Sementara, jurnalis lain menyebut ulah serupa tak hanya kali ini terjadi. Beberapa waktu lalu, oknum yang sama juga mengintimidasi beberapa wartawan yang mengangkat berita tentang dugaan adanya aktivitas judi di pasar malam lapangan kantin.

"Dulu Rudi (wartawan) dibentak-bentak," kata beberapa wartawan sebagai bentuk protes atas insiden ini.(alx)*

Berita Terkait

Kirim Komentar

Berita Lainnya