Rabu, 08 Mei 2024

Oknum Dosen Jambi Didemo Aniaya dan Hina Mahasiswa Disabiliatas

Selasa, 20 Desember 2022 | 19:31
Oleh: Wina MM
Laporan: Wahyu Jati
Oknum Dosen Jambi Didemo Aniaya dan Hina Mahasiswa Disabiliatas
Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Rumah Dinas Rektor Unja, Selasa (20/12/2022). Mereka mennuntut rektor mengusut kasus penganiayaan dan penghinaan yang dilakukan dosen terhadap mahasiswa. (Foto Wahyu Jati)

KLIKINDONESIA [JAMBI] – Puluhan Mahasiswa Universitas Jambi (Unja) melakukan aksi unjuk rasa meminta rektor mengusut tuntas dugaan kasus penganiayaan oknum dosen terhadap salah satu mahasiswa penyandang disabilitas. Aksi ini dilakukan di depan rumah dinas Rektor Unja, Telanaipura, Kota Jambi, Selasa (20/12/2022).

Kasus ini mencuat dan heboh belakangan ini, oknum dosen Unja bernama David Ikroni dilaporkan mahasiswanya sendiri karena diduga melakukan kekerasan dan penghinaan terhadap Atur Widodo, mahasiswa Program Studi Olahraga dan Kesehatan (Porkes) Unja penyandang disabilitas.

“Kami minta kepada Rektor Unja usut tuntas kasus ini, dosen David Ikroni dipecat dan diproses hukum oleh pihak kepolisian,” ujar Zikri, salah satu mahasiswa yang berorasi.

Pendemo mengatakan pihak kampus sempat mencoba melakukan intervensi terhadap proses hukum, agar kasus ini diproses secara kekeluargaan dan kasusnya tidak diperpanjang.

“Ini bukan aksi yang pertama kali, tapi ini sudah yang ketiga kali dilakukan oleh dosen tersebut, kami ingin kasus ini diusut sampai tuntas,” ujar mahasiswa lainnya yang ikut aksi.

“Bahkan korban dipukul bukan hanya sekali tapi sebanyak tiga kali,” tambahnya.

Mahasiswa yang mendapat kekerasan sudah melaporkan kasus tersebut ke Polda Jambi, tetapi sempat mendapat ancaman dari dosen bersangkutan, bahkan David Ikroni menghina fisik korban dan keadaan ekonomi keluarga korban.

“Kalau kamu berani melapor kasus ini ke polisi, habis nanti kamu di kampus, kata dosen David Ikroni kepada korban,” ujar Zikri saat menyampaikan orasinya.

Selain itu, kata mahasiswa, dua bulan yang lalu salah satu mahasiswi Unja juga mendapat pelecehan seksual, dan belum dituntaskan kasusnya hingga kini, sekarang kekerasan terhadap mahasiswa disabilitas.

“Aturannya kampus adalah rumah kami, tapi ternyata malah perlakuan yang tidak wajar yang kami (mahasiswa/i-red) terima, lalu kemana lagi kami harus mengadu, kami menentang semua bentuk kejahatan di dunia pendidikan,” ujar Rey, mahasiswa lainnya.*

Berita Terkait

Kirim Komentar

Berita Lainnya