Kamis, 21 November 2024

Rindu Pesona Kampung Kedua, Wololo Habari Gorontalo

Catatan Perjalanan Wina M

Sabtu, 28 Januari 2023 | 14:21
Laporan: KlikIndonesia
Rindu Pesona Kampung Kedua, Wololo Habari Gorontalo
Suasana destinasi wisata pulau Saronde di Ponelo kabupaten Gorontalo Utara. (Foto: Wina M)

KILIKINDONESIA - AKHIRNYA aku kembali menginjakkan kaki di Bandar Udara Djalaludin Gorontalo, kota yang sebelumnya tak tercatat dalam agenda perjalanan ku. Cinta dan takdir tuhan membawa ku berulang kali ketempat  ini.  Ya Gorontalo, meski beriklim panas, provinsi ini menyimpan sejuta pesona alam yang memikat.

Provinsi Gorontalo berdiri pada tahun 2000 mengikuti aturan pemerintah mengenai pemekaran wilayah administratif.  Terletak di Semenanjung Gorontalo di Sulawesi Utara. Luas wilayah Provinsi ini 12.435 km2 dengan jumlah penduduk sekitar 1.180. 948 jiwa pada tahun 2021.

Provinsi berjuluk bumi serambi Madinah, ini  memiliki karakteristik wilayah yang terdiri dari  laut  dan perbukitan, tak heran jika Gorontalo menyimpan segudang pesona alam. Tak salah juga jika Gorontalo dijuluki “Hidden Paradise”.

Letak wilayah yang berada di semenanjung membuat  Gorontalo  memiliki banyak pantai indah, tergambar dari keindahan Pantai di Pulau Saronde, Pantai Leato, Pulau Cinta dan lainnya.

Pulau Saronde Ikon Wisata Gorontalo

Pada tahun 1980 Pulau Saronde merupakan tempat  wisata yang paling populer di Provinsi Gorontalo. Dibangun dan dikembangakan oleh Bupati Gorontalo saat itu, Marten Liputo. Pulau Saronde berhasil menjadi Ikon wisata provinsi yang disebut Hulonthalo ini.

Pulau dengan hamparan pasir putih ditiap sudutnya ini menawarkan panorama wisata bahari yang menakjubkan. Berteduh di bawah rimbunan hijau pohon pinus sambil memandang ke laut lepas membuat Saronde layak dikenang.

Selain dimanjakan dengan pemandangan alam yang indah, di pulau ini pengunjung juga dapat melakukan snorkeling dan menyelam untuk melihat keindahan alam bawah laut dengan berbagai jenis terumbu karang yang menawan.

Terletak di Gorontalo Utara, Pulau Saronde akan kita tempuh dalam waktu 1,5 jam dengan kendaraan roda empat. Kita akan menempuh dahulu perjalanan dari Kota Gorontalo ke Pelabuhan Kwandang dan akan memakan waktu 1 jam.  Setelah itu kita akan melanjutkan perjalanan menuju Pulau Saronde yang berada di Kecamatan Ponelo Kepulauan sekitar 30 menit menggunakan Bulotu sejenis perahu yang menjadi alat transportasi masyarakat disana. 

Pantai Leato, Bak Bertamasya di Pulau Pribadi

Selain Saronde, Pantai Leato tak kalah indah,  terletak di Kelurahan Leato, Kecamatan Kota Selatan, spot wisata ini hanya berjarak sekitar 5 km dari pusat Kota Gorontalo. 

Pantai Leato dekat dengan pelabuhan Gorontalo dan pelabuhan feri, sangat mudah diakses baik menggunakan mobil, motor bahkan transportasi umum seperti becak motor yang biasa disebut  Bentor oleh warga sekitar.

Leato identik dengan pasir putihnya yang bersih dan halus tak salah jika dinamakan pantai Pasir Putih Leato.

Tidak hanya pasirnya yang  putih, Leato juga dikenal dengan kejernihan airnya  dan keindahan alam bawah lautnya. Tentu saja ini bisa  menjadi referensi untuk anda pencinta olahraga snorkeling.

Tempat ini belum  begitu banyak dikunjungi wisatawan , oleh sebab itu Pantai Leato masih terjaga keasriannya. Bartamasya di pantai  ini bak berada di pulau pribadi.  Jika ke Gorontalo anda wajib ke pantai satu ini.

 Limboto, Danau Indah yang Mulai  Kering

Selain pantai, Gorontalo juga memiliki pesona alam yang cukup terkenal yakni Danau Limboto yang berada di Kecamatan Limboto. Berjarak sekitar 2 km dari pusat Kota Gorontalo, danau ini menjadi  tempat wisata yang selalu ramai pengunjung. Terhampar seluas 3000 hektar, Danau Limboto menghadirkan panorama alam yang  menawan.

Jika kita enggan ke pantai tapi tetap ingin menikmati keindahan sunset dan sunrise  anda bisa menikmatinya di Danau Limboto. Selain perairan danaunya yang tenang, udaranya juga sangat sejuk serta hijaunya deretan pepohonan menambah eksotis Danau Limboto.

Namun akibat kerusakan hutan di wilayah Gorontalo, saat ini Danau Limboto mengalami kekurangan air. Genangan air dipermukaan danau perlahan berkurang dan mengering akibatnya luas danau semakin mengecil.

Hutan Pinus Dulamayo

Selain  keindahan pantai dan danau, Gorontalo masih menyimpan  wisata alam yang tak kalah menarik.  Bagi yang menyukai suasana pegunungan, bisa mengunjungi hutan pinus Dulamayo.  Perjalanan ke Dulamayo kali ini aku dipandu Hidayat Mokambu, teman yang sudah pernah melakukan perjalanan ke bukit eksotik itu.

Hutan Pinus Dulamayo terletak di  Desa Dulamayo Selatan, Kecamatan Telaga Puncak, Kabupaten Gorontalo.  Dari Kota Gorontalo, kami  menempuh perjalanan 10 km dan membutuhkan waktu 25 menit  untuk sampai ke hutan pinus tersebut.

Setelah sampai di Dulamayo Selatan,  untuk mencapai puncak bukit kami masih harus melanjutkan perjalanan dengan cara berjalan kaki sekitar 30 menit.  Bagi anda yang tidak terbiasa melakukan pendakian, rute hutan pinus ini cukup menguras tenaga. Namun semua akan terbayar dengan keindahan alamnya.

Pemandangan hijau nan asri serta suasana sejuk akan kita rasakan di hutan pinus Dulamayo. Dari puncak bukitnya kita bisa menikmati keindahan Kota Gorontalo, jika kita menoleh ke sebelah barat  dari kejauhan akan terlihat pula pesona Danau Limboto.

Jika betah berlama- lama disini  kita bisa bermalam dan mendirikan tenda di bawah pepohonan pinus yang menjulang indah.

Ada beberapa jalur alternatif yang bisa dipilih untuk menuju ke destinasi tersebut, salah satunya melalui jalur timur dengan rute Kota Gorontalo menuju ke Kabupaten Bone Bolango, melewati Desa Tupa dan beberapa desa lainnya hingga berakhir di  Desa Dulamayo Selatan.

Bukit Dumbo itu Gorontalo

Bukit yang satu ini terletak di Kelurahan Padebuolo, Kota Gorontalo. Berada di tengah kota sudah barang tentu sangat muda untuk menuju kesana. Hari ini aku dan teman ku Hidayat Mokambu sepakat untuk menaiki puncak Bukit Dumbo.

Dengan menggunakan becak motor aku menuju Padebuolo yang menjadi jalur pendakian Bukit Dumbo. Meski ketinggian bukit ini tidak terlalu tinggi, namun mendaki Dumbo cukup meguras tenaga. Rute yang penuh bebatuan terjal menjadi tantangan tersendiri. Ditambah rerumputan dan tanaman liar menjadi pesona  dan juga menambah kesulitan kami melakukan pendakian.

“Tingginya cuma 100 mdpl bu,” kata Dayat pada ku.

Sembari meneruskan perjalanan Dayat pun bercerita jika bukit Dumbo ini sering menjadi tujuan kawula muda untuk berkemah. Selain tidak terlalu tinggi, letaknya juga berada di tengah kota.

“Biasanya anak- anak muda sering berkemah untuk bermalam  dan membuat api unggun di atas bukit,” kata Dayat yang sudah berapa kali ke bukit ini.

Akhirnya kami pun sampai ke puncak bukit, lelah ku terbayar dengan pemandangan yang disuguhkan dari atas bukit ini. Keindahan Kota Gorontalo semakin memesona dari puncak Dumbo.

Setelah puas menikmati pemandangan dari atas bukit kami pun beranjak turun bersama matahari senja yang perlahan menghilang dibalik Semenanjung Gorontalo.*

Berita Terkait

Kirim Komentar

Berita Lainnya