Tak berlebih rasanya Kapolri Jenderal Idham Azis memuji sekaligus mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Polda Riau untuk menangani persoalan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Kapolri bahkan meminta agar Polda lain yang jadi langganan Karhutla belajar apa yang telah dilakukan oleh Polda Riau bersama Pemprov bumi lancang kuning itu.
Kapolda Riau Irjen Agung Setya Imam Effendi lantas mengurai apa yang diapresiasi oleh Kapolri Idham Azis tersebut.
Menurutnya, sinergi antara sumber daya manusia (SDM), teknologi dan sistem yang dikelola dengan baik menjadi kunci penanganan karhutla di Provinsi Riau.
“Di sini kita mencoba bagaimana kita mensinergikan SDM, teknologi dan sistem. Tiga hal ini harus disinergikan secara bersama-sama,” kata Agung saat ditemui Kantor Berita Politik RMOL, di Pekanbaru, Riau, Kamis (13/2).
“Kalau kita hanya mengandalkan manusianya saja tanpa sistem yang baik, apalagi nggak pakai teknologi ya nggak bisa menyelesaikan,” sambungnya.
Berbicara SDM, harus ada perubahan paradigma bahwa setiap pekerjaan apalagi menangani karhutla tidak bisa dikerjakan sendiri atau hanya TNI maupun Polri. Agung sadar bahwa selama ini stake holder terkait bekerja parsial, sehingga tidak menemukan solusi yang kongkrit ketika api muncul dan bagaimana menanganinya.
“Rumusan pertama adalah kita ingin bagaimana kita berkolaborasi yang efektif,” ujarnya.
Dari landasan berpikir itulah, kata Agung, ia bersama tim di Polda Riau menemukan formulasi bagaimana mensinergikan SDM, teknologi dan sistem dalam satu dashboard yang disebut Lancang Kuning satu sistem terintegrasi yang isinya menckup berbagai macam data nantinya bisa diolah, dieksekusi dan dievaluasi secara berkala karena dapat diakes oleh stake holder yang memiliki tanggung jawab dalam hal menangani karhutla.
Dalam dashboard Lancang Kuning ini, pihaknya bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) Provinsi Riau bisa memprediksi potensi titik-titik api atau hot spot, bagaimana kemudian menanganinya hingga melakukan eksekusi pemadaman.
Cara kerja dashboard itu sangat membantu Satgas karhutla Provinsi Riau. Melalui bantuan lima citra satelit, dashboard ini mampu menangkap titik-titik api. Sistem ini terkoneksi dengan seluruh anggota di jajaran Polda Riau hingga ke tingkat polsek.
“Misalnya titik api di sini, nah anggota terdekat bisa kita lihat siapa, sehingga bisa langsung dicek,” jelasnya.
Sistem dalam dashboard ini, Agung menjelaskan, mengakomodir double croscek atau bisa diartikan setelah anggota memastikan benar di lokasi tersebut ada titik api, upaya setelah penanganannya dapat dimasukkan ke dalam sistem.
“Itu terlihat dalam sistem bahwa titik api tersebut telah ditangani, anggota di lokasi bisa mengirim foto tindakan penanganan yang sudah dilakukan,” paparnya.
Mantan Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus (Dirtipideksus) Bareskrim Polri ini mengatakan, bahwa kedepan dirinya akan terus melakukan pengembangan-pengembangan inovasi dalam sistem dashboar Lancang Kuning ini, dalam waktu dekat akan menggandeng akademisi dan ahli dari universitas untuk memperkuat bagaimana prediksi potensi-potensi karhutla agar lebih akurat.
“Tentu kedepan kita berencana untuk membuat bagaimana internet of things atau artificial intelligence (kecerdasan buatan),” pungkasnya.
Kirim Komentar