Jumat, 22 November 2024

Politik Identitas PPP, Ini Kata Suharso

Sabtu, 20 Agustus 2022 | 20:23
Oleh: Wina MM
Laporan: KlikIndonesia
Politik Identitas PPP, Ini Kata Suharso
Suharso Monoarfa, Ketua Umum PPP (Foto: klikindonesia/Wina)

KLIKINDONESIA [BOGOR] - Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) membuka kegiatan Sekolah Politik PPP di Kota Bogor Jawa Barat, Jumat (19/08/ 2022). Kegiatan ini diikuti oleh para Ketua dan Sekretaris yang mewakili 59 DPC PPP dari sejumlah wilayah di Tanah Air.

Ketua Umum PPP, Suharso Manoarfa dalam sambutannya mengatakan sekolah politik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang sama kepada kader- kader PPP.

"Punya kekentalan pengetahuan yang sama mengerti pijakan- pijakan idiologi, paham betul nilai perjuangan dan apa sesungguhnya yang diperjuangkan PPP," ujar Suharso dihadapan ratusan kader partai berlambang Ka'bah tersebut.

Suharso menyebut, nantinya semua kader yang akan ikut berkompotisi seperti mencalonkan diri sebagai anggota legeslatif dan pemilihan kepala daerah wajib ikut sekolah politik.

"Nanti kalau kader kita yang mau nyalon jadi anggota legeslatif, walikota, bupati dan lainya wajib ikut sekolah politik," tutur  Menteri PPN/ Kepala Bapenas ini.

Dalam arahan pada sekolah politik  tersebut Suharso juga menyinggung terkait pemahamam yang salah tentang pengertian Politik Identitas yang ia terapkan di PPP.

Ia menjelaskan banyak orang menafsirkan politik identitas itu akan menghilangkan jati diri, kehilangan identitas partai.

"Salah, politik identitas itu adalah politik yang esklusif, politik yang soft, premordial yang tidak diajarkan oleh Islam.  Islam itu Rahmatan Lilalamin, Islam itu inklusif kehadirannya untuk semua mahluk tidak terkecuali. Kalau membawa politik identitas dalam pengertian yang sempit saya kira jauh dari fitrah yang diajarkan oleh Islam itu sendiri. Itulah sebabnya PPP adalah partai yang berazazkan Islam, identitasnya adalah Islam," terangnya.

Suharso kembali menegaskan jika partai yang dipimpinya tidak memainkan politik identitas, namun memainkan politik Rahmatan Lilalamin.*

Berita Terkait

Kirim Komentar

Berita Lainnya